Review
Jurnal tentang Internet Addiction
|
Judul
|
“Hubungan antara Kemampuan Sosialisasi dengan
Kecanduan Jejaring Sosial”
|
|
Tahun
|
2013
|
|
Penulis
|
Nurmandia, Heny, Denok Wigati, dan Luluk Masluchah
|
|
Jurnal
|
Penelitian Psikologi
|
|
Volume
|
Vol. 04, 107-119
|
A. ABSTRAK
Jejaring social/internet saat ini sedang berkembang
dikalangan masyarakat. Oleh karena itu berbagai aspek yang menyangkut tentang
teknologi ini harus terus dipelajari dan dikembangkan. Saat ini sekitar 5-10 %
pengguna internet mangalami kecanduan, mayoritas adalah pengguna game online, sisanya pengguna media sosial.
Kecanduan internet atau internet
addiction merupakan fenomena yang mencemaskan dan menarik
perhatian. Internet telah membuat remaja kecanduan karena menawarkan berbagai
informasi, permainan, dan hiburan. Hal ini ditandai rasa senang dengan
internet, durasi penggunaan internet terus meningkat, menjadi cemas dan bosan
ketika harus melalui beberapa hari tanpa internet. Pecandu internet tidak dapat
menghentikan keinginan untuk online sehingga kehilangan kontrol dari penggunaan
internet dan kehidupannya. Berdasarkan hal tersebut, maka dapat dikatakan bahwa
pengguna internet dapat beresiko mengalami kecanduan internet (internet addiction), dimana internet
menjadi kebutuhan yang harus dipenuhi.
B. PENDAHULUAN
Internet
merupakan media komunikasi dan informasi modern yang dapat dimanfaatkan secara
global oleh pengguna diseluruh dunia dalam interkoneksi antar jaringan komputer
yang terbentuk melalui sarana berupa penyedia akses (provider) internet, sehingga internet sebagai media informasi dapat
menjadi sarana yang efektif dan efisien untuk melakukan pertukaran dan
penyebaran informasi tanpa terhalang oleh jarak, perbedaan waktu dan juga
faktor geografis bagi seseorang yang ingin mengakses informasi. Namun dengan
kemajuan teknologi informasi sekarang ini hampir setiap hari, jam, bahkan menit
masyarakat cenderung asik dengan berinternetan ria. Mulai dari mengerjakan
tugas/pekerjaan atau bahkan hanya mengecek sosial media mereka.
Menurut
Pusat Internet Addiction Recovery
(ironic), penelitian telah menunjukkan bahwa semakin banyak orang di seluruh
dunia telah menjadi kecanduan aktivitas online seperti game, perjudian dan
browsing. Di Indonesia tingkat penyalahgunaan internet semakin meningkat
seperti menyebar luasnya situs-situs pornografi, dan situs-situs yang cenderung
bersifat kekerasan, dimana penggunaan internet tersebut memiliki kecenderungan
membuat penggunanya asyik di depan komputer hingga melupakan waktu. Berdasarkan
hal tersebut, maka dapat dikatakan bahwa pengguna internet dapat beresiko
mengalami kecanduan internet (internet
addiction), dimana internet menjadi kebutuhan yang harus dipenuhi.
Individu
yang mengalami kecanduan internet, terlalu asyik dengan dunianya sendiri
sehingga tidak perduli dengan orang lain dan lingkungan di sekitar. Efek dari
kecanduan internet dapat dilihat dalam bidang akademik, hubungan (relationship), pekerjaan (occupational), keuangan (financial), fisik, dan mendapatkan
masalah psikologi yang serius di kemudian hari. Untuk itu perlu adanya sistem
yang dapat mendukung para pakar atau para ahli psikolog dalam hal mencegah dan
mendiagnosis dini agar efek yang ditimbulkan tidak merugikan remaja tersebut.
Pengetahuan sistem pakar direpresentasikan dalam format tertentu, dan dihimpun
dalam suatu basis pengetahuan. Basis pengetahuan ini selanjutnya dipakai sistem
pakar untuk menentukan penalaran atas problema yang dihadapinya.
C. PEMBAHASAN
Internet addiction
adalah penggunaan internet yang bersifat patologis, yang ditandai dengan
ketidakmampuan individu untuk mengontrol waktu menggunakan internet, merasa
dunia maya lebih menarik dibandingkan kehidupan nyata, dan mengalami gangguan
dalam hubungan sosialnya.
Internet addiction
merupakan suatu gangguan psikofisiologis yang meliputi, whithdrawal symptoms (khususnya menimbulkan termor, kecemasan, dan
perubahan mood), gangguan afeksi (depresi, sulit menyesuaikan diri), dan
terganggunya kehidupan sosial (menurun atau hilang sama sekali, baik dari segi
kualitas maupin kuantitas). Internet
addiction diartikan sebagai sebuah sindrom yang ditandai dengan
menghabiskan sejumlah waktu yang sangat banyak dalam menggunakan internet dan
tidak mampu mengontrol penggunaannya saat online. Orang-orang yang menunjukkan
sindrom ini akan merasa cemas, depresi, atau hampa saat tidak online di
internet dalam.
1. Penyebab
Internet Addiction
Ferris
mengungkapkan penyebab seseorang mengalami internet addiction dilihat dari
berbagai pandangan, yaitu :
a. Pandangan
Behaviorism
Menurut
pandangan behavior, internet addiction
didasari oleh teori B.F Skinner mengenai operant
conditioning, individu mendapatkan reward positif, negatif, atau hukuman
atas apa yang dilakukannya.
b. Pandangan
Psikodinamika dan Kepribadian
Pandangan
ini mengemukakan addiction berkaitan antara individu tersebut dengan
pengalamannya. Tergantung pada kejadian pada masa anak-anak yang dirasakan
individu tersebut saat masih anak-anak dan kepribadiannya yang terus
berkembang, yang juga mempengaruhi perkembangan suatu perilaku addictive,
ataupun yang lainnya.
c. Pandangan
Sosiokultural
Pandangan
sosiokultural menunjukkan ketergantungan ini tergantung pada jenis kelamin,
umur, dan negara.
2. Faktor-faktor
yang Mempengaruhi Internet Addiction
Faktor-faktor
yang mempengaruhi internet addiction, diantaranya :
a. Gender
Gender
mempengaruhi jenis aplikasi yang digunakan dan penyebab individu tersebut
mengalami internet addiction. Laki-laki tertarik pada hal-hal yang dapat
menunjukkan dominasinya dan fantasi seksual online, contohnya game online,
situs porno, dan perjudian online. Sedangkan perempuan tertarik pada membina
hubungan lebih akrab, hubungan romantis, dan lebih suka berkomunikasi dengan
menyembunyikan identitasnya, contohnya chatting, eBay dan berbelanja online.
Hal ini menunjukkan bahwa atribut gender juga sama-sama berperan dalam dunia
internet sebagaimana stereotipe antara lakilaki dan perempuan di dunia nyata.
b. Kondisi
psikologis
Internet
addiction menimbulkan masalah-masalah emosional seperti
depresi, dan gangguan kecemasan dan seringkali menggunakan dunia fantasi di
internet sebagai pengalihan secara psikologis terhadap perasaan-perasaan yang
tidak menyenangkan atau situasi yang menimbulkan stres.
c. Kondisi
sosial ekonomi
Individu
yang sudah bekerja memiliki kemungkinan lebih besar mengalami internet addiction
dibandingkan dengan individu yang belum bekerja memiliki fasilitas internet di
kantornya dan juga memiliki sejumlah gaji yang memungkinkan individu tersebut
memiliki fasilitas komputer dan internet juga dirumahnya, dibandingkan dengan
individu yang belum bekerja.
Individu
yang menggunakan ineternet untuk tujuan pendidikan, misalnya pada pelajar dan
mahasiswa akan lebih banyak menghabiskan waktunya menggunakan internet. Bagitu
juga individu yang menggunakan internet untuk tujuan pekerjaan, terutama pekerja
yang ahli komputer, sistem analis, dan sebagainya. Umumnya, individu yang
menggunakan internet cukup jelas, dan bukan digunakan sebagai upaya untuk
mengatasi atau melarikan diri dari masalahmasalah yang dihadapinya di kehidupan
nyata atau sekedar hiburan, misalnya kesulitan membangun hubungan sosial,
ketidakharmonisan dalam kehidupan rumah tangga, dan sebagainya.
3. Mengatasi
Internet Addiction
Cara
yang dapat dilakukan untuk mengatasi internet addiction :
1) Melatih
hal yang tidak biasa dilakukan
Sebuah reorganisasi
bagaimana waktu seseorang dikelola adalah elemen utama dalam pengobatan pecandu
internet. Oleh karena itu, dokter harus mengambil beberapa menit dengan pasien
untuk mempertimbangkan kebiasaan saat menggunakan Internet. Dokter harus
meminta pasien,
(a) Berapa hari dalam seminggu anda
biasanya log on-line?
(b) Jam berapa anda biasanya mulai?
(c) Berapa lama anda biasanya menggunakan
internet?
(d) Di mana Anda biasanya mengakses
internet?
Setelah dokter telah dievaluasi sifat
khusus dari pasien penggunaan Internet, perlu untuk membangun jadwal baru
dengan klien. Tujuan dari latihan ini adalah agar pasien kembali ke rutinitas normal mereka dan
kembali beradaptasi-pola waktu baru digunakan dalam upaya untuk menghentikan
kebiasaan on-line. Sebagai contoh, katakanlah kebiasaan Internet pasien
melibatkan memeriksa e-mail hal pertama di pagi hari. Sarankan agar
pasien mandi atau mulai sarapan pertama bukan log on. Atau, mungkin
pasien hanya menggunakan internet di malam hari, dan memiliki pola mapan pulang
dan duduk di depan komputer untuk sisa malam. Dokter mungkin menyarankan kepada
pasien untuk menunggu sampai setelah makan malam dan berita sebelum log on.
Jika ia menggunakan setiap hari kerja, memiliki dia menunggu sampai akhir
pekan, atau jika ia adalah pengguna sepanjang akhir pekan, memiliki shift hanya
hari kerja.
2) Penggunaan
alat bantu untuk memberhentikan kebiasaan
Teknik
sederhana lain adalah dengan menggunakan hal-hal konkret bahwa pasien perlu
dilakukan untuk menjadi sebagai prompters untuk membantu log off.
Jika pasien harus berangkat kerja pukul 7:30 am, dia log in di 6:30,
meninggalkan tepat satu jam sebelum waktunya untuk berhenti. Bahaya dalam hal
ini adalah pasien dapat mengabaikan alarm alami. Penentuan waktu yang pasien
lalukan akan mengakhiri sesi Internet dan diatur alarm dan memberitahu pasien
untuk tetap dekat komputer. Ketika kedengarannya, sekarang saatnya untuk log
off.
3) Menetapkan
Tujuan.
Banyak
upaya untuk membatasi penggunaan internet gagal karena pengguna bergantung pada
rencana untuk memangkas jam tanpa menentukan kapan mereka tersisa slot
on-line akan datang. Untuk menghindari kambuhnya kecanduan internet, sesi
terstruktur harus diprogram untuk pasien dengan menetapkan tujuan yang wajar,
mungkin 20 jam, bukan arus 40. Lalu, jadwal dua puluh jam dalam slot waktu
tertentu dan menulis mereka ke kalender atau perencana mingguan. Pasien harus
menjaga sesi Internet singkat tapi sering. Ini akan membantu menghindari nafsu
dan penarikan. Sebagai contoh jadwal 20 jam, pasien mungkin berencana untuk
menggunakan internet dari 8 sampai 10 pm setiap hari kerja, dan 1 sampai 6 pada
hari Sabtu dan Minggu. Atau jadwal 10 jam baru mungkin termasuk dua sesi hari
kerja dari 8:00-23:00, dan 08:30-12:30 memperlakukan pada hari Sabtu.
Memasukkan jadwal nyata dari penggunaan internet akan memberikan pasien rasa
berada dalam kontrol, daripada membiarkan Internet untuk mengambil kendali.
4) Pantangan
Dalam
clinical assessment, aplikasi tertentu seperti chat rooms, games interaktif, kelompok-kelompok
baru, atau World Wide Web mungkin yang paling bermasalah bagi pasien.
Jika aplikasi tertentu telah diidentifikasi dan moderasi itu telah gagal, maka
pantang dari aplikasi itu adalah intervensi yang tepat berikutnya. Pasien harus
menghentikan semua aktivitas di sekitar aplikasi tersebut. Ini tidak berarti
bahwa pasien tidak bisa terlibat dalam aplikasi lain yang mereka temukan untuk
menjadi kurang menarik atau mereka dengan penggunaan yang sah. Seorang pasien
yang menemukan chat room adiktif, mungkin harus pantang mereka. Namun, pasien
yang sama ini dapat menggunakan e-mail atau surfing World Wide Web
untuk membuat reservasi penerbangan atau berbelanja untuk sebuah mobil baru.
Contoh lain mungkin menjadi pasien yang menemukan World Wide Web adiktif
dan mungkin harus pantang itu. Namun, pasien yang sama ini mungkin dapat
memindai kelompok berita yang terkait dengan topik yang menarik tentang
politik, agama, atau peristiwa saat ini. Pantangan yang paling berlaku untuk
pasien yang juga memiliki sejarah kecanduan sebelumnya seperti alkoholisme
atau penggunaan narkoba. Pasien dengan riwayat premorbid alkohol atau
kecanduan obat sering menemukan internet secara fisik "aman"
kecanduan pengganti. Oleh karena itu, pasien menjadi terobsesi dengan
penggunaan internet sebagai cara untuk menghindari kambuh di minum atau
penggunaan narkoba. Namun, saat pasien membenarkan Internet adalah
"aman" kecanduan, dia masih menghindari berurusan dengan kepribadian kompulsif
atau situasi yang tidak menyenangkan memicu perilaku adiktif. Dalam kasus ini,
pasien mungkin merasa lebih nyaman bekerja menuju tujuan pantang pemulihan
sebelum mereka terlibat model ini. Menggabungkan strategi masa lalu yang telah
berhasil untuk pasien ini akan memungkinkan mereka untuk secara efektif
mengelola Internet sehingga mereka dapat berkonsentrasi pada masalah yang
mendasari mereka.
5) Pengingat
dalam bentuk notes
Seringkali
pasien merasa kewalahan karena, melalui kesalahan dalam pemikiran mereka,
mereka membesar-besarkan kesulitan mereka dan meminimalkan kemungkinan tindakan
korektif. Untuk membantu pasien tinggal terfokus pada tujuan baik pengurangan
penggunaan atau berpantang dari aplikasi tertentu, telah pasien membuat daftar lima
masalah utama yang disebabkan oleh kecanduan internet dan lima manfaat besar bagi
menebang menggunakan Internet atau berpantang dari aplikasi tertentu. Beberapa
masalah yang mungkin terdaftar seperti kehilangan team work dengan
pasangan kita, argumen di rumah, masalah di tempat kerja, atau nilai yang
buruk. Beberapa manfaat mungkin, menghabiskan lebih banyak waktu dengan
pasangan kita, lebih banyak waktu untuk melihat teman-teman kehidupan nyata,
tidak ada lagi argumen di rumah, meningkatkan produktivitas di tempat kerja,
atau peningkatan nilai. Yakinkan pasien bahwa itu adalah layak untuk membuat
daftar keputusan mereka sebagai luas dan mencakup semua mungkin, dan sejujur mungkin.
Semacam ini penilaian yang jelas-berpikiran konsekuensi adalah keterampilan
yang berharga untuk belajar, yang pasien butuhkan kemudian, setelah mereka telah
ditebang atau cukup Internet, untuk pencegahan kambuh.
6) Personal
Inventory
Apakah
pasien sedang mencoba untuk mengurangi atau menjauhkan diri dari aplikasi
tertentu, itu adalah waktu yang baik untuk membantu pasien menumbuhkan
alternatif kegiatan. Klinisi harus memiliki pasien mengambil inventaris pribadi
dari apa yang dia telah mengurangi, atau dipotong, karena waktu yang dihabiskan
di Internet. Mungkin pasien menghabiskan lebih sedikit waktu hiking, golf,
memancing, berkemah, atau kencan. Mungkin mereka telah berhenti pergi ke
permainan bola atau mengunjungi kebun binatang, atau menjadi sukarelawan di
gereja. Mungkin itu adalah kegiatan yang pasien selalu menunda berusaha,
seperti bergabung dengan pusat kebugaran atau menunda menelepon seorang teman
lama untuk mengatur untuk makan siang. Dokter harus menginstruksikan pasien
untuk membuat daftar setiap kegiatan atau praktek yang telah diabaikan atau
dibatasi karena kebiasaan on-line muncul. Sekarang memiliki peringkat pasien
masing-masing pada skala berikut: 1 - Sangat Penting, 2 - Penting, atau 3 -
Tidak Sangat Penting. Dalam Peringkat kegiatan ini hilang, memiliki pasien
benar-benar mencerminkan bagaimana kehidupan itu sebelum Internet. Secara
khusus, memeriksa "Sangat Penting" peringkat kegiatan. Tanyakan pada
pasien bagaimana kegiatan ini meningkatkan kualitas hidupnya. Latihan ini akan
membantu pasien menjadi lebih sadar akan pilihan ia telah dibuat tentang
Internet dan menghidupkan kembali kegiatan hilang setelah menikmati. Ini akan
sangat membantu bagi pasien yang merasa gembira ketika terlibat dalam kegiatan
on-line dengan memupuk perasaan menyenangkan tentang kegiatan kehidupan nyata
dan mengurangi kebutuhan mereka untuk menemukan pemenuhan emosional online.
7) Support
Groups
Beberapa
pasien mungkin didorong menuju penggunaan adiktif Internet karena kurangnya
dukungan sosial kehidupan nyata. Young (1997) menemukan bahwa dukungan social online
memberikan kontribusi untuk perilaku adiktif di antara mereka yang hidup gaya
hidup kesepian seperti ibu rumah tangga, single, orang cacat, atau
pensiun. Studi ini menemukan bahwa orang-orang menghabiskan waktu yang lama di
rumah sendirian beralih ke aplikasi interaktif online seperti chat
room sebagai pengganti kurangnya dukungan sosial kehidupan nyata. Selanjutnya,
pasien yang baru saja mengalami situasi seperti kematian orang yang dicintai,
perceraian, atau kehilangan pekerjaan dapat merespon Internet sebagai selingan
jiwa dari masalah kehidupan nyata mereka (Young, 1997). Penyerapan mereka di
dunia online sementara membuat masalah seperti memudar ke latar
belakang. Jika penilaian peristiwa kehidupan menyingkap adanya situasi
maladaptif atau tidak menyenangkan seperti itu, pengobatan harus fokus pada
peningkatan kehidupan nyata jaringan dukungan sosial pasien. Dokter harus
membantu klien menemukan kelompok pendukung sesuai yang terbaik alamat
situasinya nya.
8) Pengendalian
keluarga.
Terakhir, terapi
keluarga mungkin diperlukan antara pecandu yang pernikahan dan hubungan
keluarga telah terganggu dan negatif dipengaruhi oleh kecanduan internet.
Intervensi bersama keluarga harus fokus pada beberapa bidang utama:
(a) Mendidik keluarga tentang bagaimana
internet bisa menjadi adiktif,
(b) Mengurangi menyalahkan perilaku
pecandu,
(c) Meningkatkan komunikasi terbuka tentang
masalah yang timbul di keluarga sehingga tidak mendorong pecandu untuk mencari
pemenuhan psikologis kebutuhan emosional didunia internet,
(d) Mendorong keluarga untuk membantu
dengan pemulihan pecandu seperti mencari hobi baru, mengambil liburan panjang,
atau mendengarkan perasaan pecandu. Sebuah rasa yang kuat dukungan keluarga
dapat memungkinkan pasien untuk pulih dari kecanduan internet.
Dampak
positif dan dampak negative internet addiction menurut kelompok kami, yaitu
:
Dampak
Positif
-
Mahir dalam mengoperasikan internet dan
computer.
-
Meningkatkan kreatifitas dan wawasan luas
dari apa yang didapat dari internet.
-
Dapat mengakses serta mempermudah
komunikasi darimanapun dan kapanpun.
-
Mempermudah dalam hal bisnis atau
berdagang.
-
Mempermudah untuk mendapatkan informasi.
Dampak
Negatif
-
Lupa waktu.
-
Tidak perduli dengan lingkungan sekitar.
-
Kurang mampu dalam berinteraksi sosial.
-
Kurangnya pengendalian diri.
-
Malas belajar.
-
Dapat menunda suatu pekerjaan atau tugas.
Rekomendasi
yang dapat kami berikan untuk mengatasi internet addiction berdasarkan
teori yang ada
Teori
yang kami kaitkan dalam hal mengatasi internet addiction adalah teori Behaviorisme.
Jadi, tidak membiasakan untuk menghabiskan waktu sehari-hari dengan internet
karena di luar sana masih banyak hal yang lebih menarik yang dapat dipelajari.
Tidak salah untuk menggunakan internet atau bermain game, tetapi dengan syarat
menggunakannya dengan tidak berlebihan. Sertakan juga peran penting orang tua
atau keluarga untuk memberikan edukasi dan mengontrol anak, baik dalam
memperhatikan hal-hal yang diakses di internet ataupun dalam hal waktu
penggunaan.
D. PENUTUP
Dewasa ini,
internet sudah merupakan bagian dari hidup kita. Sebagian besar orang didunia
pasti hampir setiap hari menggunakan internet, karena banyak manfaat dan
kegunaan yang dapat dirasakan ketika menggunakan internet. Namun, kita harus
juga dapat mengontrol diri jangan sampai kita menjadi pecandu internet dan
jangan sampai internetlah yang mengontrol kehidupan kita. Kita harus bersikap bijaksana
dalam menggunakan internet. Karena sesuatu yang berlebihan itu akan menjadi
tidak baik.
DAFTAR
PUSTAKA
Nurmandia, Heny, Denok Wigati & Luluk
Masluchah. (2013). Hubungan Antara Kemampuan Sosialisasi Dengan Kecanduan
Jejaring Sosial. Jurnal Penelitian Psikologi. Vol. 04, 107-119.